Tuesday, December 28, 2004

...



Semua SMS, semua email, semua milis, menyampaikan kabar ini:

"mohon doa untuk saudara kami yang pergi mendahuilui di Aceh...YA, AKU SDH KTM MRK. ALHAMDULILLAH. MUJIZAT ALLAH SWT. SEPUPUKU, NENEKKU, KELUARGA BESARKU DI KP KEDAH HABIS SEMUA. MASYA ALLAH, BANDA ACEH JD KOTA BANGKAI MANUSIA...mohon doa juga untuk sepupu-sepupu kami..."

Ya Allah, pesan apa yang hendak Kau sampaikan?

Sunday, December 19, 2004

ASTRAJINGGA



Ini sisipan dari perang Alengka dengan Ayodya, ketika Dasamuka menculik Shinta dan Hanoman mengubrak-abrik kerajaan itu. Monyet putih itu, yang digambarkan sangat congkak dalam episode ini, hampir kewalahan ketika kakak beradik Aswandi Kumba-Kumba Aswandi tak kunjung bisa mati.

Dua orang itu adalah anak-anak Kumbakarna, adik Dasamuka.Mereka tak membela Dasamuka yang memang salah itu, tapi upaya mencegah kerusakan yang lebih parah akibat amukan Hanoman. "Ini negara kami, kau tak bisa seenaknya merusak."

Tapi, tiap kali Hanoman membunuh salah satu dari mereka, selalu hidup kembali setelah dilangkahi oleh satu yang masih hidup. Hanoman pun mengadu ke Semar.

"Paman, bagaimana membunuh mereka? Saya sudah kehabisan tenaga."
"Ada cara tertentu," kata Semar.
"Makan singkong," celetuh Astrajingga, anak sulung semar, punakawan itu.
"Kok bisa," Hanoman terkejut dengan usul itu.
"Ya, bisa saja," kata Astrajingga dengan tenang.
"Bagaimana caranya?"
"Direbus."
"Direbus?"
"Direbus. Terus dimakan pasti kenyang dan punya tenaga lagi."
"Aeh, kutukupret!"

Aswandi Kumba-Kumba Aswandi pun mati dengan cara dibenturkan kepalanya. Mereka tak bisa hidup karena mati bersamaan. Alengka pun jatuh dan Shinta kembali ke pelukan Rama, meski harus menjalani pembakaran untuk membuktikan kesuciannya.

Monday, December 13, 2004

DONG, DEH



Saya punya teman yang suka menukar-nukarkan penggunaan kata "dong" dengan "deh", dan sebaliknya. Seperti kalimat "Kesiaaan deh lu" ia tuka rmenjadi "Cuciaaan dong lu" sambil menghibas-ngibaskan jari.

Ia punya alasan untuk itu. Katanya, "dong" dan "deh" sebenarnya dua kata yang sama. Jadi sah-sah saja dipakai untuk kalimat-kalimat yang sudah baku pemakaian dong dan deh itu. "Coba lu artikan 'kasian dong lu' dengan 'kasian deh lu', sama kan?" Saya tak langsung mengiyakan dalam omong-omong kosong suatu sore itu.

Ia menantang dicarikan lagi kalimat lain yang memakai dua kata itu. "Pasti sama," ia ngotot. Ia mencontohkan lagi. "Telepon gue dong sekarang, pasti akan sama dengan 'telepon gue deh sekarang'."

Di kamus (waktu omong-omong itu saya belum lihat kamus) dua kata itu punya pengertian berbeda. Deh adalah kata yang digunakan untuk mengukuhkan kata-kata atau maksud kawan bicara. Sementara dong adalah kata yang dipakai di belakang kata atau kalimat untuk pemanis atau pelembut maksud. Kelihatan bedanya? :(

Dan akhirnya (masih dalam omong-omong itu) ia menyimpulkan sendiri bahwa dong dipakai untuk permintaan yang memaksa, sementara deh untuk permintaan yang agak sopan. Saya langsung ngakak. "Kalau begitu, gue mau menodeh makan." Ia juga balas ngakak, "Pesenin gue sayur lodong ye."

Wednesday, December 08, 2004

VERONICA GUERIN



Akhirnya bisa juga saya selesaikan menonton Veronica Guerin. Sebelumnya selalu terputus-putus: entah karena tertidur, atau sebab lain yang bikin kehilangan arah cerita sehingga jadi malas melanjutkannya. Rupanya, akhir film ini memang dramatis. Guerin, kita tahu, meninggal ditembak oleh gangster yang risih peredaran obat biusnya ditulis abis oleh Ronny.

Tapi bukan itu akhir ceritanya. Endingnya adalah ditangkapnya gembong mafia narkotika itu dan dihukum 28 tahun. Semua aset hasil penjualan obat biusnya disita oleh biro khusus yang dibentuk parlemen dan pemerintah Irlandia setelah kematian Ronny. Ribuan orang turun ke jalan setelah berita kematian Ronny tersebar di televisi: wartawan gigih itu menggelepar di jok mobilnya oleh enam peluru.

"Aku tak ingin menulis ini," kata Ronny, "tapi aku harus menuliskannya." Sebab 300 ribu anak-anak Irlandia jadi korban narkotika setiap tahun. Sebab setiap hari ada ibu yang menangis karena anaknya tewas di jalan tertusuk jarum suntik. Sebab pemerintah tak peduli.

Maka ia mulai menelusuri jejak peredaran itu dimulai dari anak-anak yang jadi pengedar. Ia punya teman, John Taynor, pengedar kecil yang punya rumah bordil dan jual beli mobil. Tapi, Ronny curiga. Tidak cuma itu saja si Taynor dapat duit. Ia punya BMW seri baru, juga peternakan yang luas. Ronny minta disambungkan kontak dengan "jenderal"-nya. Taynor menolak karena itu berarti nyawanya terancam.

"Dalam bisnis, diam adalah baik. Jangan sekalipun kau bertemu wartawan." Ini ucapan Johnny Gilighan, "sang jenderal" itu. Lewat penelusurannya, Ronny akhirnya tahu jalan mana yang harus ditempuh untuk bisa sampai ke rumah Gilighan: sebuah kapel maha luas dengan 2 juta ekor kuda di dalamnya. Tapi, bukan pengakuan atau cerita tentang peredaran narkotika yang diterima Ronny, tapi sebuah pukulan yang meremukan tulang hidungnya.

Gilighan sudah gerah, Sunday Independent terus menerus menulis tentang narkotika pada halaman depannya setiap pekan. Sudah 12 bulan Ronny menulis itu setiap Minggu. Sebuah stamina yang luar biasa. Di sini, agaknya, jarang ada koran atau majalah yang tekun menulis sesuatu hingga ketemu biangnya.

Dan Ronny tewas di jok mobilnya, 26 Juni 1996. Justru ketika ia sedang merayakan kemenangannya karena dibebaskan pengadilan akibat ngebut di jalanan. Kematiannya menurunkan kejahatan di Irlandia hingga 15 persen. Orang-orang turun ke jalan menyeret bandar-bandar narkoba ke pengadilan.

Link :
Buku tentang dia diluncurkan setelah dua tahun kematiannya