SIANG ini saya terkejut karena ada amplop putih berlogo Foreign Press Center tergeletak di meja kantor. Itu jelas amplop buat saya karena nama dan alamat kantor saya tertulis di sana. Saya kenal tulisannya: tulisan tangan Ota-san dari Nippon Press Center. Saya makin terkejut karena isinya notes dan pulpen yang tertinggal di restoran tradisional Jepang di Akasaka, Tokyo. Saya memang makan malam di sana dua pekan lalu.
Astaga. Bagaimana notes itu bisa kembali ke sini? Isinya tak terlalu penting. Hanya catatan belanja bulanan dan wawancara singkat dengan Kazuo Kodama, Dirjen Hubungan Eksternal Kementerian Luar Negeri Jepang. Ota-san pasti melihat cover notes itu yang berlogo majalah Tempo lalu mencocokkan dengan puluhan kartu nama tamu-tamunya pekan lalu. Cocoklah dengan nama saya dan mengirimkannya ke sini.
Ia memang pernah mengirim email mengabarkan soal notes itu. Saya bilang buang saja karena isinya tak penting. Eh, dia susah payah mengembalikannya. Saya tak henti terkagum-kagum bagaimana barang itu bisa kembali ke tangan saya dalam waktu cepat. Saya pernah ketinggalan topi dan sekotak kartu nama di sebuah restoran di Yogya. Barang itu tak kembali hingga kini...