Ini kemenangan tim investigasi Majalah Tempo. Sebab dua artikel itu dikerjakan oleh begitu banyak orang. Yosep Suprayogi, Philipus Parera, Nunuy Nurhayati, Ismi Wahid, Ramidi, adalah orang-orang yang pernah sengsara mengerjakan dua liputan itu berbulan-bulan. Untuk merekalah penghargaan-penghargaan itu. Saya bangga pernah bergabung dengan orang-orang yang senantiasa bisa melucu di saat genting dan buntu menemukan fakta dan merangkai alur yang terputus dalam rimba cerita yang terserak.
Juga untuk Pak Lambang Babar Purnomo, seorang arkeolog yang tak pernah saya kenal semasa hidup tapi jadi begitu intim setelah beliau meninggal, dibunuh pada sebuah subuh karena kegigihannya menguak megaskandal pencurian benda purbakala. Saya bangga pernah menuliskan sekelumit perjuangan hidupnya. Hidup itu sebuah tugas, kata Pak Lambang kepada orang-orang yang dicintainya. Dan dia sudah menunaikan tugas itu dengan baik. Dialah yang layak mendapat tempat, layak untuk dicatat.




IA datang ke kantor dan berbicara tentang puisi, agama, dan kebebasan. Adonis adalah penyair Arab paling penting saat ini. Buku puisinya Songs of Mihyar The Damamscene menjadikannya kandidat penerima hadiah Nobel tahun lalu. Ia kalah suara dari Orhan Pamuk, penulis Turki yang menulis Snow dan Istanbul dengan memikat: memadukan cerita politik dengan misteri dan percintaan yang ganjil.
BARCELONA menjadi klub terbaik Eropa dengan menjuarai Liga Champions tahun ini. Tim Joseph Guardiola itu memang layak mendapatkannya. Barcelona memainkan sepakbola sebagai sebuah seni: memadukan keindahan, kerjasama yang apik, taktik yang jitu. Manchester United yang menjadi lawannya praktis hanya bisa menyerang di 10 menit pertama. Kampiun Liga Inggris itu tak bisa membalas dua gol yang dicetak Samuel Eto'o dan Lionel Messi